Presiden Joko Widodo didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, mengunjungi booth Toyota usai membuka IIMS 2024. Kamis (15/02). Didampingi Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto, Presiden Joko Widodo tertarik dengan All New Yaris Cross HEV yang dipajang.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa pemerintah antusias untuk bisa memberikan insentif pada kendaraan dengan teknologi hybrid di Indonesia.
Model unggulan All New Yaris Cross HEV merupakan salah satu xEV yang diproduksi lokal dengan TKDN 80% dan memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang tinggi, 31 km/liter. Bersama Kijang Innova Zenix HEV merupakan xEV Toyota pertama yang diekspor dari Indonesia.
Kehadiran kedua Hybrid EV merupakan wujud keseriusan Toyota Indonesia memperluas pilihan eco friendly vehicle bagi masyarakat Indonesia dan global dalam upaya netralitas karbon.
Konsumsi Bensin All New Yaris Cross HEV Tembus 31 Km/liter
Bukan tanpa sebab jika ternyata HEV Toyota menguasai lansekap penjualan kendaraan elektrifikasi khususnya HEV di level nasional. Kombinasi motor listrik dan mesin bensin mampu mendongkrak performa mobil hybrid di seluruh rentang putaran mesin.
Berikutnya adalah jarak berkendara yang lebih panjang berkat efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Beberapa pengetesan bahkan membuktikan bahwa Yaris Cross Hybrid EV bisa menempuh jarak 31 kilometer hanya dengan 1 liter bahan bakar. Semua benefit ini bisa didapatkan pelanggan tanpa harus mengubah kebiasaan mobilitasnya.
Keunggulan penting lainnya, biaya maintenance HEV Toyota yang relatif sama dengan mobil konvensional karena minim perawatan khusus mobil hybrid. Untuk menambah peace of mind, juga terdapat garansi baterai 8 tahun atau 160.000 km, serta harga baterai yang terhitung kompetitif dan affordable.
Kemudian jika pelanggan ingin mengganti kendaraan Hybrid miliknya, resale value di used car market terhitung tinggi. Bahkan di beberapa model Hybrid lebih tinggi daripada non-Hybrid. Terakhir, adalah kontribusi terhadap lingkungan di mana setiap teknologi elektrifikasi memiliki peran masing-masing dalam mencapai netralitas karbon.